quinta-feira, 16 de maio de 2013

Liga-pontos do alfabeto






Outra sugestão de atividade com as letras do alfabeto.




Atividade com letras



        Depois de todos os alunos terem os seus crachás com seus nomes em letra bastão.

       PODEMOS PROPOR A ATIVIDADE ABAIXO. Mas que necessitará de muita intervenção por parte de vocês.

PINTE DE VERMELHO AS LETRAS QUE FORMAM O SEU NOME:

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

AGORA COPIE ABAIXO  E ESCREVA  NO  QUADRADINHO  QUANTAS  LETRAS  SÃO:



_______________________________________

Identificando e organizando letras de acordo com o alfabeto

       Eu havia orientado vocês a confeccionar um alfabeto e colar na parede da sala de aula de modo que ficasse fixo e visível para as crianças diariamente.
       Com este alfabeto vocês podem propor a leitura diária; o canto de músicas que o recitem; leitura de trás pra frente; leitura saltando letras; leitura de vogais etc.
      Também é possível que vocês confeccionem cartões com as letras do alfabeto e apresentem-nos de forma desorganizada para o grupo. Desta forma vocês podem desafiar as crianças a organizar de forma correta e depois disso colar na parede ou em algum cartaz. Outra variação possível é a construção das letras do alfabeto com os palitos que vocês disseram que tem.
       É importante que tudo o que vocês fizerem de atividades com o grupo fiquem expostas na sala de aula por um tempo, pelo menos, dessa forma os alunos podem interagir melhor com suas produções e estabelecer relações dia a dia. Isto se chama ambiente alfabetizador.

Atividade com o alfabeto


Esta atividade abaixo pode ser feita de forma coletiva. Como vocês disseram que tem revistas, reproduzam o quadro abaixo bem grande utilizando papel cartão ou outro que vocês possa fixar na parede. Conduzam a atividade de forma que os alunos em duplas ou trios procurem as  letras nas revistas, recortem-nas e colem no quadro com a ajuda de vocês. é uma atividade que pode levar bastante tempo, então administrem o tempo da melhor forma. Se vocês perceberem que eles estão tendo dificuldades, oriente-os mais especificamente, intervenham  para que eles não percam o interesse.



RECORTE DE JORNAIS OU REVISTAS AS LETRAS MAIÚSCULAS DO ALFABETO E COLE-AS NO LUGAR CERTO.
A
B
C
D
E
F






G
H
I
J
K
L






M
N
O
P
Q
R






S
T
U
V
W
X






Y
Z











Olha que parlenda legal para trabalhar com o alfabeto


Vocês podem traduzi-la para o indonésio e inglês.Vejam se dá uma sonoridade legal. O bom também é utilizar músicas como essa para brincar de pular corda. A aprendizagem fica mais interessante e significativa


SUCO GELADO

CABELO ARREPIADO

QUAL É A LETRA

DO SEU NAMORADO?

A  B  C  D  E  F   G  H  I

J   K  L   M  N

O  P  Q  R  S  T   U  V  W Y  X  Z

terça-feira, 7 de maio de 2013

Uma história para animar




A menina do vestido azul

Num bairro pobre de uma cidade distante, morava uma garotinha muito bonita.
Acontece que essa menina freqüentava as aulas da escolinha local no mais lamentável estado: suas roupas eram tão velhas que seu professor resolveu dar-lhe um vestido novo.
Assim raciocinou o mestre: "é uma pena que uma aluna tão encantadora venha às aulas desarrumada desse jeito. Talvez, com algum sacrifício, eu pudesse comprar para ela um vestido azul."
Quando a garota ganhou a roupa nova, sua mãe não achou razoável que, com aquele traje tão bonito, a filha continuasse a ir ao colégio suja como sempre, e começou a dar-lhe banho todos os dias, antes das aulas.
Ao fim de uma semana, disse o pai:
"Mulher, você não acha uma vergonha que nossa filha, sendo tão bonita e bem arrumada, more num lugar como este, caindo aos pedaços? Que tal você ajeitar um pouco a casa, enquanto eu, nas horas vagas, vou dando uma pintura nas paredes, consertando a cerca, plantando um jardim?"
E assim fez o humilde casal.
Até que sua casa ficou muito mais bonita que todas as casas da rua e os vizinhos se envergonharam e se puseram também a reformar suas residências.
Desse modo, todo o bairro melhorava a olhos vistos, quando por isso passou um político que, bem impressionado, disse:
"É lamentável que gente tão esforçada não receba nenhuma ajuda do governo".
E dali saiu para ir falar com o prefeito, que o autorizou a organizar uma comissão para estudar que melhoramentos eram necessários ao bairro.
Dessa primeira comissão surgiram muitas outras e hoje, por todo o país, elas ajudaram os bairros pobres a se reconstruírem.
E pensar que tudo começou com um vestido azul.
Não era intenção daquele simples professor consertar toda a rua, nem criar um organismo que socorresse os bairros abandonados de todo o país.
Mas ele fez o que podia, ele deu a sua parte, ele fez o primeiro movimento, do qual se desencadeou toda aquela transformação. É difícil reconstruir um bairro, mas é possível dar um vestido azul.
Autor desconhecido

VOCÊ É ESPECIAL - MAX LUCADO - EM INDONÉSIO (TRAD. GOOGLE, COM CERTEZA CONTÉM ERROS)


ANDA KHUSUS


Sekali waktu, orang-orang yang disebut Wemmick. Para Wemmicks makhluk yang kecil, terbuat dari kayu. Semua orang-orang ini telah dibuat dari kayu oleh seorang tukang kayu bernama Eli Lokakarya mana ia bekerja berada di atas sebuah bukit yang diabaikan desa Wemmicks.
Setiap xilungo berbeda dari orang lain. Beberapa memiliki hidung yang sangat besar, yang lain memiliki mata besar. Ada yang tinggi dan yang pendek lain juga. Beberapa mengenakan topi, yang lain mengenakan jaket. Semua dari mereka, bagaimanapun, telah dibuat oleh tukang kayu yang sama dan tinggal di desa yang sama.
Dan sepanjang hari, setiap hari, Wemmicks hanya melakukan satu hal: menempelkan stiker pada satu sama lain. Setiap Wemmick memiliki sebuah kotak dengan stiker emas, berbentuk bintang, dan sebuah kotak abu-abu dengan stiker, berbentuk bola. Di setiap desa, datang dan pergi melalui jalan-jalan, hari demi hari berlalu Wemmicks menyisipkan bintang dan bola satu sama lain.
Yang paling indah, terbuat dari kayu cat halus dan mengkilap, selalu menang. Tapi jika kayu kasar atau cat yang mengelupas, menempatkan Wemmicks bola abu-abu.
Para Wemmicks yang punya bakat juga mendapatkan bintang.
Wemmicks Beberapa, bagaimanapun, tidak tahu banyak. Ini diperoleh bola abu-abu.
Marcelino adalah salah satu dari mereka. Dia mencoba melompat tinggi seperti yang lainnya, tapi selalu jatuh. Dan ketika Anda jatuh, orang lain Wemmicks berkumpul di sekelilingnya dan memberinya bola abu-abu.

Kadang-kadang, saat terjatuh, kayu tersebut tergores, sehingga titik-titik abu-abu lainnya menempel di atasnya.
Kemudian, ketika ia mencoba untuk menjelaskan mengapa ia jatuh, mengatakan sesuatu dengan cara yang salah, dan menempatkan lebih banyak bola Wemmicks abu-abu di dalamnya.
Setelah beberapa saat Punchinello memiliki begitu banyak bola yang tidak ingin meninggalkan rumah. Aku tidak takut untuk melakukan sesuatu yang bodoh, karena Wemmicks akan tempel atas bola.
- Dia layak untuk mendapatkan tercakup dalam polka abu-abu - orang kayu yang dikatakan satu sama lain. - Ini bukan Wemmick baik.
Setelah beberapa saat Punchinello mulai percaya mereka. Dan terus berkata:
- Aku bukan Wemmick baik.

Suatu hari, Punchinello menemukan xulinga berbeda dari semua yang dia tahu. Dia tidak punya titik atau bintang. Hanya kayu.

Namanya Lucia.
Dan itu bukan karena Wemmicks lain tidak mencoba untuk menyisipkan stiker pada Lucia. Apakah bahwa stiker tidak.
Itulah bagaimana aku ingin menjadi, pikir Punchinello. Tidak ingin tetap dengan merek lain.
Lalu ia bertanya yang tidak memiliki stiker xulinga bagaimana dia bisa berdiri.
- Sangat mudah - jawab Lucy - setiap hari, saya akan mengunjungi Eli
- Eli?
Ya, Eli, tukang kayu. Aku ada di toko dengan dia.
- Mengapa?
- Kenapa kau tidak mencari tahu sendiri? Mendaki bukit. Dia di atas. Dan dengan itu, xulinga telah ada stiker berbalik dan berjalan pergi, melompat-lompat.
- Tapi apakah dia ingin melihat saya? - Punchinello menangis. Lucia tidak mendengar.
Jadi Punchinello adalah rumah. duduk di dekat jendela dan menyaksikan semua orang berjalan kayu dari satu sisi ke sisi lain, menyisipkan bintang dan bola satu sama lain.


- Ini tidak benar. - Dia berkata pelan pada dirinya sendiri.
Dan memutuskan untuk pergi melihat Eli
Punchinello menaiki jalan sempit ke puncak bukit dan ke toko besar. Mata kayu melebar pada ukuran hal. Dia menelan ludah.
- Aku tidak tinggal di sini! - Dan berbalik untuk pergi.
Lalu ia mendengar seseorang berkata namanya.
- Punchinello? - Suara itu dalam dan kuat.
Punchinello berhenti.
- Punchinello! Apa sukacita untuk melihat Anda. Dapatkan lebih banyak! Saya ingin melihat Anda dekat.
Punchinello berbalik perlahan dan melihat tukang kayu besar.
- Kau tahu namaku? - Sedikit Wemmick bertanya.
- Tentu saja aku lakukan. Aku yang membuat Anda.
Eli membungkuk, mengangkat Punchinello dan menempatkan dia di bangku cadangan.
- Huummm! - Tukang kayu itu berkata sambil merenung, melihat semua titik-titik abu-abu. - Tampaknya bahwa Anda telah menerima banyak perekat buruk.
- Saya tidak ingin itu terjadi, Eli, aku berjuang untuk mendapatkan bintang.
- Anda tidak harus membela saya, buddy. Saya tidak peduli apa yang orang lain pikirkan Wemmicks.
- Tidak?
- Tidak, dan Anda juga tidak perlu peduli. Siapakah mereka untuk memberikan bintang atau titik? Wemmicks sama seperti Anda. Apa yang mereka pikirkan tidak masalah, Punchinello. Satu-satunya hal yang penting adalah apa yang saya pikirkan. Dan saya pikir kau sangat istimewa.
Punchinello tertawa.
- Aku khusus? Kenapa? Saya tidak tahu lari. Saya tidak bisa melompat. Cat saya mengelupas. Mengapa aku harus penting bagi Anda?
Eli memandang Punchinello, meletakkan tangan yang besar di atas bahu kayu kecil, dan berkata sangat lambat:
- Karena kau milikku. Oleh karena itu, Anda penting bagi saya.
Tidak ada yang tampak baik untuk Punchinello - apalagi Penciptanya. Dia tidak tahu harus berkata apa.
- Setiap hari, saya harapkan kunjungan Anda - Eli menjelaskan - Aku datang karena aku bertemu dengan seseorang yang tidak memiliki tanda. - Punchinello kata.
- Aku tahu. Dia bercerita tentang Anda.
- Mengapa tidak menempel stiker di atasnya?
Pencipta Wemmicks juga berbicara pelan:
- Karena dia memutuskan bahwa apa yang saya pikir itu lebih penting daripada apa yang mereka pikirkan. Stiker itu hanya akan menempel jika Anda membiarkan mereka saling menempel.
- Apa?
- Stiker itu hanya akan menempel jika mereka penting bagi Anda. Semakin Anda percaya cinta saya, yang kurang akan peduli tentang stiker Wemmicks.
- Kurasa aku tidak mengerti.
Eli tersenyum dan berkata:
- Anda akan mengerti, tetapi akan memakan waktu. Anda memiliki banyak perekat. Untuk saat ini, hanya datang untuk mengunjungi saya setiap hari, dan saya akan memberitahu Anda betapa pentingnya Anda bagi saya.
- Eli mengangkat Punchinello Bank dan meletakkannya di lantai.
- Ingat - ketika Eli mengatakan Wemmick berjalan keluar pintu, - Engkau adalah istimewa karena saya membuat. Dan aku tidak membuat kesalahan.
Punchinello tidak berhenti, tetapi jauh di dalam hatinya ia berpikir: Saya pikir dia benar-benar peduli tentang aku.
Dan ketika ia berpikir demikian, bola abu-abu jatuh ke tanah.
TUJUAN.

VOCÊ É ESPECIAL - MAX LUCADO - EM INGLÊS (TRAD. GOOGLE - COM CERTEZA CONTÉM ERROS)


YOU ARE SPECIAL


Once upon a time, a people called Wemmick. The Wemmicks beings were small, made of wood. All these people had been made of wood by a carpenter named Eli The workshop where he worked was at the top of a hill that overlooked the village of Wemmicks.
Each xilungo was different from others. Some had very large noses, others had large eyes. Some were tall and others short ones as well. Some wore hats, others wore jackets. All of them, however, had been made by the same carpenter and lived in the same village.
And all day, every day, the Wemmicks only did one thing: put stickers on each other. Each Wemmick had a box with stickers golden, star-shaped, and a gray box with stickers, ball-shaped. In every village, coming and going through the streets, day after day passed Wemmicks pasting stars and balls at each other.
The most beautiful, made of wood smooth and glossy paint, always won. But if the wood was rough or the paint is peeling, put the Wemmicks gray balls.
The Wemmicks who had some talent also earned stars.
Wemmicks Some, however, do not know much. These earned gray balls.
Marcelino was one of those. He tried to jump high like the others, but always fall. And when you fall, others Wemmicks gathered around him and gave him gray balls.

Sometimes, when dropped, the timber was scratched, and thus the gray dots other glued over it.
Then, when he tried to explain why he had fallen, say something the wrong way, and put more balls Wemmicks gray in it.
After a while Punchinello had so many balls that did not want to leave home. I was afraid to do something stupid, because Wemmicks would paste it over a ball.
- He deserves to get covered in polka gray - wood people were saying to each other. - It is not a good Wemmick.
After a while Punchinello began to believe them. And kept saying:
- I'm not a good Wemmick.

One day, Punchinello found a xulinga different from all he knew. She had no dots or stars. Only timber.

Her name was Lucia.
And it was not because other Wemmicks not try to paste stickers on Lucia. Is that the stickers were not.
That's how I want to be, thought Punchinello. Do not want to stick with the brands of others.
Then he asked who had no stickers xulinga how she could stand.
- It's easy - replied Lucy - every day, I will visit Eli
- Eli?
Yes, Eli, carpenter. I'm there in the shop with him.
- Why?
- Why do not you find out for yourself? Climb the hill. He's upstairs. And with that, the xulinga had no stickers turned and walked away, skipping.
- But will he want to see me? - Punchinello cried. Lucia did not hear.
So Punchinello was home. sat by the window and watched all the people wooden walking from one side to another, pasting stars and balls at each other.


- This is not right. - He said quietly to himself.
And decided to go see Eli
Punchinello climbed the narrow path to the top of the hill and into the big shop. His wooden eyes widened at the size of things. He swallowed.
- I do not stay here! - And turned to leave.
Then he heard someone say his name.
- Punchinello? - The voice was deep and strong.
Punchinello stopped.
- Punchinello! What a joy to see you. Get more! I want to see you up close.
Punchinello turned slowly and looked at the huge carpenter.
- You know my name? - The little Wemmick asked.
- Of course I do. I who made you.
Eli stooped, lifted Punchinello and put him on the bench.
- Huummm! - The carpenter said thoughtfully, looking at all those gray dots. - It seems that you have received many adhesives bad.
- I do not want that to happen, Eli, I struggled to earn stars.
- You do not have to defend me, buddy. I do not care what others think Wemmicks.
- No?
- No, and you also do not need to care. Who are they to give stars or dots? Wemmicks are just like you. What they think does not matter, Punchinello. The only thing that matters is what I think. And I think you're very special.
Punchinello laughed.
- I special? Why? I do not know run. I can not jump. My paint is peeling. Why would I be important to you?
Eli looked at Punchinello, put his huge hands on those small wooden shoulders, and said very slowly:
- Because you're mine. Therefore, you are important to me.
Nobody had looked well to Punchinello - much less his Creator. He did not know what to say.
- Every day, I expected your visit - Eli explained - I came because I met someone who had no marks. - Punchinello said.
- I know. She told me about you.
- Why not stick the stickers on it?
The creator of the well Wemmicks spoke softly:
- Because she decided that what I think it is more important than what they think. The stickers only stick if you let them sticking together.
- What?
- The stickers only stick if they are important to you. The more you trust my love, the less will care about the stickers of Wemmicks.
- I guess I'm not understanding.
Eli smiled and said:
- You will understand, but it will take time. You have many adhesives. For now, just come to visit me every day, and I will tell you how important you are to me.
- Eli lifted Punchinello bank and put it on the floor.
- Remember - when Eli said Wemmick walked out the door, - You are special because I made. And I do not make mistakes.
Punchinello did not stop, but deep in his heart he thought: I think he really cares about me.
And when he thought thus, a gray ball fell to the ground.
PURPOSE.

A criação


No site abaixo há algumas ideias para a contação de história da criação. Olhem, vale a pena!
http://gospelinfantil.blogspot.com.br/search/label/Atividades%20A%20Cria%C3%A7%C3%A3o

Letra bastão, caixa alta ou de imprensa maiúscula é a ideal durante o processo de alfabetização.





O tipo ideal a ser utilizado durante o processo no qual as crianças estão apreendendo os símbolos gráficos é a caixa alta –termo da informática-, ou seja, a letra de forma maiúscula.
Essa preferência se dá por ela ser um tipo de letra fácil de ser representada -não possuindo as ligações naturais da letra cursiva cujo traçado é difícil de ser feito pelas crianças no início da escolaridade- e por estar mais presente na cultura escrita da nossa sociedade.
O mundo está repleto de linguagem escrita que  utilizam o tipo “caixa alta” como padrão, assim como a letra minúscula de imprensa, ou de forma. De modo que é importantíssimo que as crianças que estão sendo alfabetizadas sejam expostas, num primeiro momento, à esse tipo de letra para que possam identificá-las nos livros, gibis, revistas, placas, etc.que encontrarão fora do contexto escolar, estabelecendo relação com o aprendizado formal e  os escritos do mundo.
Somente após a criança ter dominado todos os símbolos gráficos e estar alfabetizada é que devemos ensiná-las a utilizar a letra cursiva.  Mas até mesmo esse ensino da letra cursiva já está sendo questionado pelas autoridades da área educacional.
Como as letras de imprensa, nas suas mais variadas formas, estão em todo material impresso no planeta e a utilização mais intensa do teclado do computador, constatou-se a necessidade de investir na utilização da letra de imprensa em todo nosso país.
Bom para os professores e muito melhor ainda para aqueles alunos que sofrem com a Disgrafia, pois são taxados de preguiçosos, desorganizados  e criticados pelos pais e professores que lhes cobram melhoras na grafia.

Vídeo: Você é especial - Max Lucado.


VOCÊ É ESPECIAL! - LIVRO DE MAX LUCADO



OS XULINGOS eram uma gentinha pequena, feita de madeira. Toda essa gente de madeira tinha sido feita por um carpinteiro chamado Eli. A oficina onde ele trabalhava ficava no alto de um morro, de onde se avistava aldeia dos xulingos.
Cada xulingo era diferente dos outros. Uns, tinham narizes bem grandes; outros, tinham olhos enormes. Alguns, eram altos, e outros, bem baixinhos.
Uns, usavam chapéus, outros usavam casacos. Todos eles, porém, tinham sido feitos pelo mesmo carpinteiro e moravam na mesma aldeia.
E o dia inteiro, todos os dias, os xulingos só faziam uma coisa: colavam adesivos uns nos outros. Cada xulingo tinha uma caixinha com adesivos dourados, em forma de estrela, e um caixinha com adesivos cinzentos, em forma de bola, Em toda a aldeia, indo e vindo pelas ruas, os xulingos passavam dia após dia colando estrelas e bolas uns aos outros.
Os mais bonitos, feitos  de madeira lisa e tinta brilhante, sempre ganhavam estrelas, Mas, se a madeira era áspera ou se a tinta descascava, os xulingos colavam bolas cinzentas.
 O xulingos que tinham algum talento também ganhavam estrelas. Alguns, conseguiam levantar pedaços de madeiras bem pesados acima de suas cabeças ou conseguiam pular por cima de caixas de madeiras bem grandes. Outros, conseguiam falar palavras compridas e difíceis ou cantar belas canções. Todos colavam estrelas nesses xulingos.
Alguns xulingos viviam carregados de estrelas!
Cada vez que recebiam uma estrela, ficavam muito felizes! Sentiam vontade de fazer alguma outra coisa para ganhar mais uma estrela.
Alguns xulingos, porém não sabiam fazer muita coisa. Esses ganhavam bolinhas cinzentas.
Marcinelo era um desses. Ele tentava pular bem alto como os outros, mas sempre caia. E, quando caía, os outros xulingos se juntavam à volta dele e lhe davam bolinhas cinzentas.
Às vezes, quando caía, sua madeira ficava arranhada, e assim, os outros colavam mais bolinhas cinzentas nele.
Depois de algum tempo, Marcinelo tinha tantas bolinhas que nem queria sair de casa. Tinha medo de fazer alguma bobagem, como esquecer o chapéu ou pisar na poça d’água, porque os xulingos iriam colar nele mais uma bolinha. A verdade é que ele tinha tantos adesivos cinzentos que as pessoas se aproximavam dele e, sem razão alguma, colavam nele mais uma bolinha cinzenta.
 - Ele merece ficar coberto de bolinhas cinzentas – as pessoas de madeira diziam umas às outras. - Ele não é um bom xulingo.
Depois de algum tempo, Marcinelo começou a acreditar neles. E vivia dizendo:
- Eu não sou um bom xulingo.
Nas poucas vezes em que saía de casa, ficava junto de outros xulingos que tinham muitas bolinhas cinzentas. Entre eles, Marcinelo se sentia melhor.
Certo dia, Marcinelo encontrou uma xulinga diferente de todas que ele conhecia. Ela não tinha nem estrelas nem bolinhas.Só madeira.
O nome dela era Lúcia.
E não era porque outros xulingos não tentassem colar adesivos em Lúcia. É que os adesivos             não ficavam. Alguns xulingos admiravam Lúcia porque não tinham bolinhas; por isso, chegavam perto dela e lhe davam  uma bolinha cinzenta. Mas as bolinhas também não colavam.
 É assim que eu quero ser, pensou Marcinelo. Não quero ficar com as marcas de outras pessoas.
Então, ele perguntou à xulinga que não tinha adesivos como é que ela conseguia ficar assim.
- É fácil – respondeu Lúcia. - todo dia, vou visitar Eli.
- Eli ?
- Sim, Eli, o carpinteiro. Fico lá na oficina com ele.
- Por quê?
- Por que você não descobre por si mesmo? Suba o morro.
Ele está lá em cima. E, dizendo isso, a xulinga que não tinha adesivos virou e foi embora, saltitando.
- Mas será que ele vai querer me ver? - gritou Marcinelo.
Lúcia naõ ouviu. Assim, Marcinelo foi para casa.
Sentou-se junto à janela  e observou toda aquela gente de madeira  andando de um lado para outro, colando estrelas e bolinhas uns nos outros.- Isso não é certo – disse ele baixinho para si mesmo.
E decidiu ir ver Eli.
Marcinelo subiu pelo caminho estreito até o alto do morro e entrou na enorme oficina. Seus             olhos de madeira se arregalaram com o tamanho das coisas. O banco do carpinteiro era da altura dele. Tinha de ficar na ponta dos pés para ver a bancada onde trabalhava o carpinteiro. O martelo era tão grande quanto o braço de Marcinelo, e ele engoliu em seco.
- Eu não fico aqui não! - e virou-se para ir embora.
Foi então que ouviu alguém dizer seu nome.
- Marcinelo? - A voz era profunda e forte.
Marcinelo parou.
- Marcinelo! Que alegria ver você. Chegue mais! Que ver você bem de perto.
Marcinelo virou bem devagar e olhou para o enorme carpinteiro barbudo.
- Você sabe o meu nome? - perguntou o pequeno xulingo.
- É claro que sei. Fui eu que fiz você.
Eli se curvou, levantou Marcinelo e o colocou sentado no banco.
- Hummmmm! - disse pensativo o carpinteiro, olhando para todas aquelas bolinhas cinzentas. - Parece que você recebeu muitos adesivos ruins.
- Eu na queria que isso acontecesse, Eli. Eu me esforcei para ganhar estrelas
- Você não precisa de se defender comigo, amiguinho. Eu não me importo com o que os outros xulingos pensam.
- Nâo?
- Não, e você também não precisa de se importar. Quem são eles para dar estrelas ou bolinhas? São apenas xulingos como você. O que eles pensam, não importa, Marcinelo. A única coisa que importa é o que eu penso. E eu penso que você é muito especial.
Marcinelo deu uma risada.
- Eu, especial? Por quê? Não sei correr. Não consigo pular. Minha tinta está descascando. Por quê eu seria importante para você?
Eli olhou para Marcinelo, colocou suas mãos enormes naqueles pequenos ombros de madeira, e disse bem devagarinho:
- Porque você é meu. Por isso, você é importante para mim.
Nunca ninguém havia olhado assim para Marcinelo – muito menos seu criador. Ele nem sabia o que dizer.
.
 - Todo dia, tenho esperado a sua visita – explicou Eli

- Eu vim porque encontrei alguém que não tinha marcas – disse Marcinelo.
- Eu sei. Ela me falou sobre você.
O criador dos xulingos falou bem mansinho:
- Porque ela decidiu que o que eu penso é mais importante do que o que eles pensam. Os adesivos só colam se você deixar que colem.
- O quê?
- Os adesivos só colam se eles forem importantes para você.
Quanto mais você confiar no meu amor, menos vai se importar com os adesivos dos xulingos.
- Acho que não estou entendendo.

 
Eli sorriu e disse:
- Você vai entender, mas levará tempo. Você tem muitos adesivos. Por enquanto, basta vir me visitar todo dia, e eu lhe direi como você é importante para mim.
Eli ergueu Marcinelo do banco e o colocou no chão.
- Lembre-se - disse Eli quando xulingo saiu pela porta - ,você é especial porque eu o fiz. E eu não cometo erros.
Marcinelo nem parou, mas lá no fundo do seu coração pensou: acho que ele realmente se importa comigo.
E, quando ele pensou assim, uma bolinha cinzenta caiu ao chão.